;KH. A.
Warits Ilyas
Di waktu
bel perang telah berbincang melantunkan pertempuran yang datang tak tertundakan
Anak
perang bergagas, berlari deras untuk peragakan tumpas-menumpas.
Tiba-tiba
terdengar sayup kematian berkumandang
Perang pun
dilarutkan
Lantaran
waliyullah gelap dari pandangan
Malaikat
kecil bersatu dalam renungan,kebingaungandengan jutaan tanya nyata dinobatkan,
barangkalai salah sasaran?
Kenapa secapat kilat ia minggat tanpa wasiat?
Tak
terasa, dari sendi-sendi mata kepaladengan iba yang membara,
tetesan
tinta mulia tumpa di dada samudra
Sebab, ruhmu
tenggelam dari lingkaran kehidupan, lalu
Hitam
legam segerah sempurnah terciptakan di menit tiga puluh enam paska sembilan
Sholat
mayyit segerah ditegakkan.
Setiba saat
ambulan akhirat menggangkatmu
Dengan tak
sadar sandal tertinggal
Tibalah kau
dipembaringan, bersemidi dikuburan
Meski
insan masih merindukan.
@2015 Maret
Tidak ada komentar:
Posting Komentar